Welcome to my blog :)

rss

Jumat, 07 Agustus 2009

Dan aku pun benci menangis

Sebuah pertemuan dengan seseorang, mengingatkanku pada kejadian kira-kira empat tahun yg lalu. Kejadian yg tak akan pernah aku lupakan. Menyakitkan, tapi mungkin itu jalan kehidupanku. Sudah alurnya begitu.

Empat tahun yg lalu. Aku dihadapkan pada suatu masalah. Bagiku itu masalah besar. Dan tak ada teman disampingku. Aku sendiri. Aku merasa benar-benar sendiri. Kesal, dendam, marah, benci, semua ada pada diriku. Emosiku meluap dan aku pun menangis sejadi-jadinya. Bagaimana tidak, aku sudah mencoba mencari solusi, tapi gagal. Segala bentuk asas usaha telah ku coba. Hasilnya, NIHIL. Aku pun tetap dalam masalah dan kesendirianku.

Ah, ku akui, dulu aku memang cengeng. Dalam tangisanku yg panjang itu, aku berpikir tentang "aku". Aku merenung, kenapa masalah ini ada. Pikiranku melanglang buana. Terbang kesana kemari. Dan akhirnya aku benci menangis. Tak ada gunanya menangis. Toh air mata ini ga bisa menyelesaikan masalahku. Toh aku disini tetap sendiri. Sejak itu, aku benci menangis. Aku jadi tak peduli pada orang disekitarku. Toh mereka jg tak peduli padaku. Aku benci orang2 yg di kala itu membuat aku terjerembab pd masalah. Tapi aku tak mau jatuh. Aku malah jadi semangat untuk bangkit. Aku buktikan pada mereka kalau aku bisa lebih. Aku tak peduli orang2 ada disampingku atau tidak. Aku belajar menyelesaikan masalahku sendiri. Aku tak mau lagi berharap banyak pada orang2 sekitarku. Aku benci terlihat lemah dengan menangis. Aku harus bisa menyelesaikan masalahku sendiri. Dan ternyata hal itu telah mendewasakan ku.

Dari masalah itu aku mendapat pelajaran besar untuk menjadi dewasa dan lebih luar biasa. Masalah itu ada sebagai pembelajaran hidup. Tak ada orang yang tak punya masalah. Dan tak ada masalah yg tak ada solusinya. Tak ada masalah yg tak membuat kita jadi lebih luar biasa. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Just enjoy it. Selengkapnya...